Rabu, 08 Agustus 2012

TUGAS FARMAKOLOGI


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti diet yang tidak teratur, terlambat untuk makan, stress fisik, kondisi medis dan lain-lain. Maag dapat muncul secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat (akut), waktu yang lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain. Kebanyakan orang mengonsumsi obat maag ketika rasa sakit maag terasa. Salah satu contoh obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang disediakan di pasaran adalah promag, antasida merupakan suatu unsur yang terkandung dalam promag. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana  lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Antasida merupakan unsur kimia yang terdapat pada obat maag. Ada beberapa manfaat positif dari obat maag (yang sudah sedikit tertuang di alinea atas) apabila penderita mengonsumsinya. Pada makalah ini, kami ingin menggali dan mencari tahu bagaimana mekanisme kerja antasida dan dampak mengonsumsi antasida pada gaster, intestinum tenue dan crassum.
1.2 Tujuan
 1.2.1 Untuk mengetahui mekanisme kerja antasida dan dampak  mengonsumsi antasida.

1.3 Manfaat
1.3.1 Menambah wawasan kita mengenai mekanisme kerja antasida dan dampak mengonsumsi antasida

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan asam lambung(tukak lambung)
Sakit asam lambung terjadi ketika asam yang berlebih di lambung kita mendesak ke atas, menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman di daerah ulu hati dan LES (Lower Esophageal Sphincter). LES adalah otot yang menyambungkan lambung dengan kerongkongan. Ketika asam lambung mendesak ke atas, asam tersebut bisa jadi terus mendesak sampai ke kerongkongan kita atau bahkan sampai ke mulut. Ketika sampai di mulut, kita akan merasakan betapa panasnya asam tersebut.
Proses yang normal berlangsung sebagai berikut. Ketika kita menelan makanan, LES berada dalam kondisi relaks sehingga makanan dan cairan dari kerongkongan dapat masuk ke lambung. Setelah itu, LES menutup kembali, sehingga mencegah asam lambung masuk ke atas, ke kerongkongan. Oleh karena itu, sakit asam lambung juga bisa jadi disebabkan karena ketidaknormalan fungsi LES tersebut.
Beberapa gejala yang muncul ketika seseorang mengalami sakit asam lambung adalah
  1. Rasa sakit dan panas di daerah dada dan ulu hati. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan istilah heartburn.
  2. Rasa panas di kerongkongan.
  3. Sakit tenggorokan dan suara serak.
  4. Mulut terasa pahit dan masam.
  5. Susah ketika menelan makanan atau minuman.
  6. Batuk kering.
  7. Sendawa yang cukup sering.


Beberapa pola hidup yang harus diubah untuk mencegah dan/atau menyembuhkan asam lambung adalah sebagai berikut:
  1. Berhenti merokok.
    Merokok dapat menyebabkan LES (Lower Esophageal Sphincter) tidak bekerja secara normal. Selain itu, tembakau dapat memicu meningkatnya produksi asam lambung.
  2. Kurangi berat badan.
    Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan mendorong asam lambung ke kerongkongan.
  3. Hindari waktu makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur
    Jika kita memakan terlalu banyak makanan, asam lambung akan dengan mudah terdorong ke atas, ke kerongkongan. Selain itu, jika waktu makan malam kita terlalu dekat dengan jam tidur, itu juga akan memicu asam lambung untuk menekan ke atas.
  4. Saat tidur, usahakan kepala dan badan bagian atas lebih tinggi daripada perut dan badan bagian bawah.
    Jika kita berbaring tanpa menggunakan bantal, asam lambung akan mudah tertekan ke kerongkongan melalui LES.
Berikut ini adalah daftar makanan yang harus dihindari oleh penderita asam lambung. Jika kita dengan konsisten dapat menghindari makanan dan minuman yang tercantum di bawah ini, insya Allah kesembuhan akan didapat dengan cepat.
  • Makanan pedas
  • Bawang (onion)
  • Cokelat
  • Kopi
  • Minuman bersoda
  • Cuka
  • Jus jeruk
  • Minuman beralkohol


2.2 Antasida
Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan caramenetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanismeperlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asammemberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagaikeluhan saluran cerna lainnya.

Pengertian Antasida adalah berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acidus yang berarti asam, sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan denganasam, yaitu basa. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi lambung bisa terganggu apabila asam tersebutkeberadaannya menjadi lebih besar dari keadaan normal atau asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkangangguan pada lambung. Antasida adalah obat yang mengandung basa ± basa lemah yang digunakan untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida terdiri darisenyawa magnesium, aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan Na-Bikarbonat.

Antasida berasal dari kata anti atau lawan dan acidus atau asam yaitu digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung, merupakan basalemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam,dengan demikian dapat menghilangkan keaaman lambung.

2.1.1 Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatanya dalah menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan dan mencegahkomplikasi lebih lanjut


2.1.2 Penggolongan obat
Penggolongan Obat Antasida berdasarkan mekanisme kerjanya obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi
1.AntihiperasiditasObat dengan kandungan alumunium dan atau magnesium bekerja secarakimiawi dengan mengikat kelebihan Hcl dalam lambung.
2.Perintang reseptor Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenumdengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatanreseptor H2.
Contoh obat: simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin.
2.1.3 Interaksi obat Antasida
v  1. Antasida berpengaruh pada penyerapan obat,itu artinya efek obat menurun.
2. Antasida mengubah keasaman air kemih,itu artinya beberapa obat diserap kembali oleh    tubuh dan tidak dikeluarkan,sama artinya efek obat akan meningkat.
3. Antasida dengan Amfetamin : Amfetamin dapat digunakan untuk obat pelangsing,masalah perilaku hiperkinetik pada anak anak. Indikasi obat antara Ampetamin dan Antasida itu artinya efek Amfetamin meningkat akibatnya terjadi efek samping yang merugikan karena terlalu banyak Amfetamin dalam badan. Akibatnya : gelisah,berdebar,penglihatan kabur,jantung berdebar.
2.1.4 Kombinasi obat
Obat yang dikombinasikan dengan antasida yaitu:.
  1. Antikolonergik yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawankejang-kejang. Contoh obatnya yaitu exstrakbelladonae 
  2. Obat penenang atau sedative yaitu untuk menekan stress karena dapat memicusekresi asam lambung, contoh obatnya yaitu flordiazepoksida
C.    Spasmolitika yaitu untuk melemaskan ketegangan otat lambung usus dan                          mengurangi      kejang-kejang, contoh obat papaverin

  1. Dimetikon berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap.


2.3 Pengertian antispasmodik
Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh penggolongan obat beserta mekanisme kerjanya:
1.      Hyoscine
Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
  1. Clidinium
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi mungkin terjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter anda terlebih dahlu
3.      Mebeverine
Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.

  1. Papaverine
Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole
  1. Timepidium
Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
  1. Pramiverine
Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi.
Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
  1. Tiemonium
Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis. Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis, colonop.

                                                                       
2.3.1 Interaksi obat
1. Interaksi Antispasmodik dengan Antibiotik( golongan Peptida)
Golongan Peptida (Polimiksin B,Kolistin), Linkolisin dan Klindamisin
Penderita dengan pengobatan salah satu Antibiotik di atas harus disertai pertimbangan tentang : besarnya dosis,penggunaan garam Ca bila pernafasan spontan tidak segera kembali.
2.      Interaksi dengan obat lain
Antikolinestirase (neostigmin,piridostigmin,edrofonium). Atropin diberikan bersama untuk mencegah perangsangan reseptor muskarinik. Antikolinesterase bekerja sinergik dengan obat pelumpuh otot secara depolarisasi peristen menghasilkan hambatan neuromuskuler.
2.3.2 Tujuan penggunaan Antispasmodik
Antispasmodik dapat merelaksasi otot polos saluran pencernaan. Termasuk disini adalah obat golongan antikolinergi dan antagonis reseptor dopamine. Obat golongan ini sering digunakan untuk nyeri GI karena kontraksi yang berlebihan contohnya adalah alkaloid belladon (ekstrak belladon), antropinsulfat, propantalin bromida, dan hiosin butyl bromide.
Antispasmodik diindikasikan pada gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan spasme otot polos dan untuk dismenore.





            
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mekanisme kerja senyawa-senyawa yang terdapat dalam antisida berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Senyawa-senyawa antisida tersebut juga memiliki efek samping yang berbeda-beda pula. Mengonsumsi antasida dapat menyebabkan sekresi asam lambung menjadi terhambat sehingga bisa mengakibatkan gangguan fungsi lambung. Pemberian obat antispasmodik pada penderita maag adalah untuk mengurangi kejang daripada perut.
3.2 Saran
Penulisan laporan ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail terhadap topik yang kami bahas. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk menggali dan menelaah lebih dalam lagi tentang apa pengaruh lain dari antasida dan antispasmodik yang belum tertulis dalam laporan ini.
                                                                                   








1 komentar:

  1. terimakasih artikelnya, sangat membantu mencari referensi,, :D

    BalasHapus