Jumat, 30 November 2012

First Aid

Pertolongan Pertama Pada Pendarahan
 Ada 2 tipe perdarahan, yaitu perdarahan yang berasal dari pembuluh darah vena dan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah arteri. Perdarahan pada pembuluh darah vena berwarna agak gelap dan mengalir secara spontan. Sedangkan perdarahan dari pembuluh darah arteri warnanya lebih terang dan alirannya memancar dari tubuh yang terluka.
Perdarahan pada arteri dapat menyebabkan kondisi kritis, sebab darah yang terpompa keluar dengan kecepatan melebihi rata-rata. Akibatnya, korban akan banyak kehilangan darah.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', menekan langsung pada daerah yang terluka adalah salah tindakan yang dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan, walaupun menyebabkan rasa sakit pada bagian tersebut.
Cara penekanan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Letakkan kain tebal yang bersih atau steril seperti saputangan, potongan handuk atau lembaran kain langsung pada area yang terluka. Kemudian tekan perlahan dengan telapak tangan Anda. Apabila tidak ada kain, gunakan tangan atau jari untuk menekan.
2. Teruskan menekan dengan tekanan konstan.
3. Jangan melepaskan kain yang digunakan untuk menekan luka.
4. Apabila darah telah memenuhi kain, jangan dilepas, tetapi tambahkan dengan kain baru dan letakkan di atasnya. Kemudian lanjutkan lagi menahannya dengan tangan Anda.
5. Apabila perdarahan terhenti atau berkurang, gunakan perban untuk diikatkan pada kain penutup luka.
6. Tali perban jangan terlalu kencang untuk menghindari aliran darah arteri terhenti.
7. Usahakan luka pada posisi di atas organ jantung.

Pertolongan Pertama Pada Mimisan
 Hidung berdarah atau mimisan dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya pukulan yang mengenai hidung, iritasi pada membran mukosa hidung karena berusaha mengeluarkan sesuatu secara berulang dari rongga hidung, atau karena infeksi.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', Kebanyakan perdarahan hidung yang terjadi pada anak-anak tidak berbahaya. Namun bila terjadi pada orang tua atau dewasa, hal ini dapat menjadi masalah serius dan membutuhkan penanganan medis.
Apabila menemui hidung berdarah atau mimisan, lakukanlah hal-hal sebagai berikut:
1. Mintalah korban untuk duduk dengan badan condong ke depan. Jaga mulut supaya tetap terbuka supaya darah tidak menutup jalan napas.
2. Pencet hidung selama 15 menit. Tekan di bawah tulang hidung pada bagian ujungnya, lepaskan perlahan.
3. Jangan biarkan korban melesitkan ingus. Apabila perdarahan terus berlangsung, pencet hidungnya lagi selama 5 menit dan pastikan korban tidak menelan darah yang keluar.
4. Ambil kain basah atau es yang dibungkus dengan kain. Tempelkan pada hidung dan muka korban untuk mempersempit pembuluh darah.
5. Bila perdarahan berlanjut dan ada indikasi patah tulang, segera bawa ke unit penanganan gawat darurat.


 Pertolongan Pertama Pada Overdosis Obat
Yang dimaksud dengan penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat yang melebihi aturan pemakaian. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fisik dan psikologi, tergantung dari jenis obat yang diminum.
Penggunaan obat terlarang dapat menekan sistem saraf pusat beserta aktifitas otak. Orang yang tubuhnya dipengaruhi oleh obat menunjukkan perilaku ekstrim dari tingkatan lambat sampai hiperaktif.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', penggunaan obat yang disuntikkan ke badan dapat dilihat dari adanya bekas suntikan di lengan atau anggota badan lain. Perlengkapan yang digunakan untuk memakai obat juga dapat diketahui dari benda-benda di sekitarnya.
Apabila menemukan korban overdosis obat, lakukan penanganan sebagai berikut:
1. Jaga jalan pernapasan dan lakukan pernapasan buatan jika diperlukan
2. Usahakan korban tetap tersadar, gunakan lap atau handuk basah untuk menyeka wajahnya.
3. Ajak korban berbicara jika memungkinkan. Tanyakan jenis obat yang dipakai dan berapa jumlahnya.
4. Jika korban masih dalam pengaruh obat dan mulutnya masih terlihat sisa-sisa obat, keluarkan dengan mengoreknya memakai jari-jari. Usahakan agar korban tidak sampai tersedak.
5. Jika merasa situasi tidak aman, segera cari bantuan paramedis.


 Pertolongan Pertama Pada Luka Memar
Memar adalah luka yang sering dijumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti terjatuh atau terkena pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan darah ke dalam jaringan.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala memar adalah daerah yang terkena terasa sakit, kulit memerah lalu berubah warna menjadi biru atau hijau, terkadang timbul bengkak atau benjolan.
Memar biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian, perlu dilakukan beberapa hal agar memar dapat sembuh lebih cepat, yaitu:
1. Sesegera mungkin kompreslah dengan menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan.
2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembulu darah sehingga memperlancar sirkulasi darah pada area tersebut.
4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke rumah sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.



Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang
Patah tulang umumnya disebut dengan fraktur dan digolongkan menjadi 2 macam, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Pada fraktur tertutup, tulang yang patah tidak sampai keluar melewati kulit. Sedangkan pada fraktur terbuka, sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat menembus kulit. Kasus ini dapat berbahaya karena korban kemungkinan akan kehilangan banyak darah dan rawan infeksi.
Jangan memindahkan korban kecuali ada tenaga medis yang berpengalaman, khususnya apabila bagian yang terluka adalah kepala, leher atau tulang belakang. Jika harus dipindahkan, pastikan bagian yang terluka tidak bergeser atau bergerak karena proses pemindahan. Contohnya, ikat bagian kaki yang terluka dengan kaki yang tidak terluka, baru kemudian dipindahkan.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala patah tulang antara lain:
- Korban merasa atau mendengar bunyi patahan tulang
- Bagian yang terluka terasa sakit sekali, terutama saat disentuh atau digerakkan
- Sulit menggerakkan bagian yang terluka
- Gerakan bagian tubuh yang terluka tidak normal atau tidak seperti biasanya
- Terlihat bengkak
- Ada rasa sensasi tidak enak pada ujung tulang tubuh yang terluka
- Terlihat ada perubahan bentuk
 Ukuran atau panjang tulang berbeda dengan pasangan tubuh lainnya
- Bagian tubuh yang luka terlihat membiru
Apabila menemui gejala-gejala di atas, penanganan darurat yang dapat dilakukan adalah:
1. Buka jalan napas, lakukan napas buatan jika diperlukan
2. Hentikan perdarahan apabila terjadi patah tulang terbuka. Gunting pakaian korban sebelum melakukan pertolongan.
3. Bila korban tak sadarkan diri, anggap ia mengalami luka di bagian kepala, leher atau tulang belakang.
4. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang yang terlihat keluar.
5. Jangan membersihkan luka atau menyisipkan sesuatu pada tulang yang luka meskipun tujuannya untuk menolong.
6. Tutup luka secara perlahan dengan kain steril atau perban untuk menghentikan perdarahan.
7. Tutup luka secara keseluruhan, termasuk tulang yang menonjol keluar.
8. Hubungi paramedis atau ambulans, jangan mengangkat korban yang terluka di bagian kepala, leher atau tulang belakang tanpa memakai tandu. Jaga kepala tetap lurus dengan badan.
9. Bila pertolongan medis belum datang sementara korban harus dibawa ke rumah sakit, gunakan splint di atas dan di bawah luka sebelum korban dipindah.
10. Jangan memberi minuman atau makanan pada korban.


Pertolongan Pertama Pada Asma
 Asma terjadi akibat peradangan pada saluran napas akibat terlalu responsif terhadap suatu rangsangan. Akibatnya, saluran napas menjadi sempit dan diperparah dengan pengeluaran lendir. Penderita akan merasa kesulitan bernapas, terutama saat menghembuskan napas.
Asma dapat disebabkan oleh alergi dan tekanan psikis. Tanda-tandanya adalah terlihat sulit bernapas dengan periode menghembuskan napas yang panjang. Terkadang disertai bunyi mengi saat mengeluarkan napas, cemas, kulit wajah pucat dan membiru, serta jika dibiarkan bisa menyebabkan pingsan.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', asma membutuhkan penanganan segera sebab dapat berbahaya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tenangkan penderita
2. Bantu penderita untuk duduk dan istirahat
3. Bantu penderita mengambilkan atau mencarikan obat
4. Biarkan penderita menggunakan obat inhalernya sendiri
5. Sebisa mungkin hindari penderita dari sumber alergi
6. Jika merupakan serangan pertama atau terlihat berkepanjangan, segera bawa layanan medis
7. Jika tidak sadar, segera bawa ke layanan medis
8. Jangan memaksa penderita untuk tidur terlentang karena penderita lebih nyaman dalam keadaan duduk
9. Jangan banyak bertanya pada penderita, karena biasanya ia sulit berbicara


Pertolongan Pertama Pada Keracunan
Keracunan makanan sangat mudah terjadi apabila tidak cermat dalam menyimpan ataupun memasak makanan. Selain itu, bahan-bahan rumah tangga seperti pembersih atau deterjen juga mengandung bahan kimia yang berbahaya apabila tertelan. Untuk itu, korban keracunan perlu mendapatkan penanganan segera.
Segera hubungi paramedis atau bawa korban ke rumah sakit terdekat. Sertakan pula informasi mengenai usia, jenis racun yang tertelan, berapa banyak racun yang tertelan, kapan peristiwanya terjadi, korban mengalami muntah atau tidak dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa korban ke rumah sakit.
Penanganan darurat yang bisa diberikan kepada korban keracunan antara lain:
1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban minum air putih atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun.
2. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
3. Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak.
4. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat.
5. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan.
6. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan-bahan seperti pembersih toilet, cairan antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta cairan pemantik api.
 Zat asam akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada lambung atau esofagusnya jika dimuntahkan. Sedangkan produk BBM yang dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.


Pertolongan Pertama Pada Pingsan
Pingsan adalah keadaan tidak sadarkan diri yang disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak. Pemulihan dari pingsan ini dapat dilakukan setelah beberapa menit. Sebelum pingsan, umumnya korban mengalami gejala kulit pucat, dingin dan berkeringat, mata berkunang-kunang serta pusing.
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', pingsan dapat dicegah dengan cara merebahkan korban lalu angkat kaki setinggi 15 - 25 cm. Bisa juga dengan didudukkan dengan posisi kepala membungkuk menyentuh kedua lutut.
Namun apabila pingsan sudah terjadi, maka bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Rebahkan korban, angkat kaki setinggi 15 - 25 cm meskipun ada kemungkinan kepalanya terluka.
2. Buka jalan pernapasan, lakukan penapasan buatan jika perlu.
3. Buka baju, khususnya di sekitar leher korban.
4. Bila korban muntah, miringkan atau balikkan kepalanya untuk mencegah tersedak.
5. Secara pelan-pelan, usap wajahnya dengan menggunakan air dingin dan jangan disiramkan ke muka korban.
6. Periksa kembali seluruh tubuh untuk melihat apakah terdapat bengkak atau perubahan bentuk yang disebabkan karena jatuh.
7. Jangan diberi minum meskipun korban sudah pulih kembali.
8. Bila pertolongan tidak berhasil dalam beberapa menit, bawa korban ke dokter atau paramedis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar